
Kelahirannya yang tidak hanya dinantikan oleh orang tuanya, namun juga seluruh keluarga besar di Indonesia serta teman-teman kedua orang tuanya di Negeri Paman Sam. Berita kelahirannya langsung disambut suka-cita dari berbagai pihak. Melalui jaringan telefon antarnegara yang memperpendek jarak antara mereka, ayah Laras langsung menghubungi Eyang di Jogja dan Aki di Cirebon, yang tak lain adalah kakek Laras di Indonesia. Cooper Green Hospital pun dibanjiri para mahasiswa Indonesia maupun mahasiswa asing.
Laras terlahir dengan menderita penyakit jaundice, yaitu penyakit yang disebabkan belum berfungsinya hati untuk menghasilkan bilirubin dan menyerang bayi ketika baru lahir. Hal ini dikarenakan Laras lahir pada musim winter dimana matahari lebih sedikit menyinari wilayah kota itu. Atas saran dokter yang menanganinya, Laras dibaringkan di bawah sinar matahari selama 2 jam perhari. Alhamdulillah, setelah 1 minggu, fungsi hati Laras bekerja dengan baik.
Ayahanda Laras saat itu sedang melanjutkan pendidikan S3-nya di University of Birmingham at Alabama. Beliau meraih beasiswa untuk menyelesaikan studinya tersebut. Sedangkan Ibunda Laras mendampingi ayahnya disana dan bekerja menjadi seorang kasir di restoran Slchotsky’s Dely. 5 tahun sudah mereka merantau disana, rencananya pada bulan September, Ayahanda Laras akan menerima gelar doktor di bidang statistika.
Masa-masa bayi Laras di Amerika dilewati dengan sangat bahagia. Jika ayahnya sedang ada perkuliahan, maka Laras akan dibawa ke restoran tempat ibunya bekerja. Sedangkan jika ayahnya tidak sibuk, ia akan pergi bermain dengan ayahanda nya. Momen-momen bahagia itupun diabadikan dalam ratusan foto yang menampakkan kegembiraan keluarga kecil ini. Semua baju yang dikenakannya bermerk “Oshkosh B’gosh”, salah satu merk baju bayi terkenal disana. Ia juga memiliki banyak mainan yang sangat lucu, sebagian merupakan hadiah saat teman-teman kedua orang tua nya mengadakan “Baby Shower”, suatu pesta kecil yang sering dilakukan orang Amerika untuk menyambut kelahiran bayi.
Laras kecil terkenal dengan sebutan “Happy Baby” karena ia sangat suka tertawa dan jarang sekali menangis. Sangat disayang bukan berarti ia dimanja oleh kedua orangtuanya. Jika ia menangis saat sudah diberi makanan dan popoknya masih bersih, orang tuanya akan membiarkannya saja karena mereka berharap Laras akan tumbuh menjadi perempuan yang mandiri dan tidak manja, meskipun ia anak tunggal di keluarga ini.

Bulan September pun tiba, ayahanda Laras telah menyelesaikan pendidikan S3-nya. Itu berarti mereka harus pulang dan kembali mengabdi ke bumi ibu pertiwi. Setibanya di Indonesia, Laras kecil langsung menderita berbagai macam penyakit. Berat badannya langsung menyusut drastis. Nafsu makannya hilang dan permukaan kulitnya rusak. Mungkin ini dikarenakan perbedaan keadaan suhu dan udara antara Amerika dan Indonesia.