CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 09 November 2012

Kode HTML Sederhana

1. Membuat teks miring
<i>Masukkan teks anda di sini</i>
Hasil:
Putri Hujan dan Ksatria Malam

2. Membuat teks tebal
<b>Masukkan teks anda di sini</b>
Hasil:
Putri Hujan dan Ksatria Malam

3. Membuat tulisan dicoret
<strike>Masukkan teks anda di sini</strike>
Hasil: Putri Hujan dan Ksatria Malam 

 6. Membuat tulisan digarisbawahi
<u>Masukkan teks anda di sini</u>
Hasil:Putri Hujan dan Ksatria Malam  


7. Membuat teks ke kiri
<p style=”text-align: left;”>Masukkan teks anda di sini</p>
Hasil:


Left

Jumat, 09 Maret 2012

Rain, Lollipop, Coffee

Okay, i will go directly by stating that Rain, Lollypop, and Coffee are the things that drive me crazy hahaha

Firstly i'll talk deeply that Rain is always be my wonderful one. Actually i don't know exactly when i started talk random things about raining. But, i personally believe that many of my moments happened in the rain. Whether they are happy or sad, haunted or hunted hahaha whatever anyone swears hating how cold it is, but rain never goes out of my side hehehe My insanity went into a high level after reading "Lukisan Hujan" and "Putri Hujan dan Ksatria Malam" . Oh man these books had driven me crazy!


 













Secondly, in fact that i had more than a hundred lollipop may makes you surprise. Yeah i used to have more than hundred lollipop from more than 4 countries. My father brought me many lollipop after paying a visit from another country. My auntie also brought me a special lollipop while visiting us in indonesia hehehe

Thirdly, coffee it's one of my loyal bestfriend whenever the boredom hit me. My mom and dad are also coffee-frenzy, we spent hours by drinking coffee and sharing idea. But,  I usually drink my coffee alone by myself with a novel in my other hand. Unfortunately, I don't like kinda nescafe or something like that because i often get dizzy after finishing a sachet of them. So, I must save a certain money which will be used to accompany me in a coffee shop. I love all kinda coffee but espresso is not in my list guys..

Kamis, 08 Maret 2012

Black Side of Tugu Tani

The woman who killed nine people when she drove through a crowd of pedestrians in Central Jakarta was under the influence of drugs at the time of the crash, police said on Monday.

Afriani Susanti, 29, who was driving a Daihatsu Xenia car with three of her friends, tested positive for methamphetamine, Jakarta Police spokesman Sr. Comr. Rikwanto said.

“The results of urine tests showed that it was positive. There was methamphetamine content; the same with her three friends. One of the three was identified as also having consumed ganja [marijuana],” Rikwanto said.

The Jakarta Police traffic chief, Sr. Comr. Dwi Sigit Nurmantyas, said Afriani was with two men and one other woman when the accident took place near the Tugu Tani roundabout shortly before noon on Sunday.

Rikwanto said police were trying to determine the type and quantity of the drugs consumed.

“The suspect said they consumed ecstasy,” he said.

Rikwanto said prior to the incident, the four attended a birthday party and had also consumed alcoholic drinks at a cafe.

“From the cafe, they went to an entertainment club and police suspect they consumed the illegal drugs there,” he said.

He said Afriani would be charged with drug possession and consumption. Although only the driver had earlier been declared a suspect in the case, Rikwanto said all four may be charged with drug consumption.

Afriani could face charges of driving recklessly and involuntary manslaughter, as well as driving without a valid driver’s license or proper car registration documents.

The four remain in police custody, Rikwanto said.

He said Afriani and her friends had not provided reliable information in the ongoing investigation.

“One example is the suspect said the brake was not functioning, but after we checked, it turned out not to be the case,” Rikwanto said.

The suspect later said that her mind went blank for a few seconds, and it was then that the car swerved and hit the pedestrians.

“Police suspect that the loss of concentration was because of the influence of having not slept enough and consuming illegal substances,” Rikwanto said.


Comment:
It proved us that the awareness of our society in many aspects are in a low level. Why? Because there are many cases of law-breaking are taken to be lightly by the law enforcer in Indonesia. The drunk-driver who crashed many pedestrians was proven using drugs-abuse also. If the police can solve the cases of drug-abusing, then Afriani wouldn't do drug-abusing, she wouldn't drive crazily, then this tragedy might never happen guys. See it's kind of domino effects. The judicial can't uphold the law strongly so the society's awareness  is also in the low level.

Jumat, 20 Januari 2012

Living in Moments

Menembus Cakrawala


Bulan Ramadan, hari ke 23 atau tepatnya hari Kamis tanggal 15 Februari 1996, begitulah kalender masehi menyebutnya. Pagi itu salju turun di kota Birmingham, kota terbesar di negara bagian Alabama. Padahal jarang sekali masyarakat kota Birmingham merasakan butiran salju yang meramaikan kota tersebut. Bukan suatu pagi yang istimewa bagi mereka, tapi lain halnya dengan pasangan Warsono dan Sri Retno. Mungkin pagi itu menjadi satu dari sejumput kenangan yang takkan lekang dari ingatan mereka. Bayi yang telah lama dinanti-nantikan selama 6 tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga, akhirnya lahir dengan berat 3,2 kg dan panjang 50 cm. Lahir dengan mata besar, rambut tebal, pipi tembem dan tanned-skin, hampir setiap orang yang melihatnya mengatakan bahwa ia merupakan ‘kembaran’ dari ayahnya. Suatu kebetulan jika ayahnya dan bayi mungil ini hanya memiliki selisih satu hari ulangtahun, ayahnya lahir pada tanggal 16 Februari. Bayi perempuan mungil ini diberi nama Nisa Larasati. Kata “nisa” diambil dari Al-Quran yang berarti perempuan, kata “laras” diambil dari bahasa Jawa yang artinya selaras, dan kata “ati” yang berarti hati/perasaaan. Jadi Ia diharapkan menjadi wanita yang dapat menyejukkan hati setiap orang.
    Kelahirannya yang tidak hanya dinantikan oleh orang tuanya, namun juga seluruh keluarga besar di Indonesia serta teman-teman kedua orang tuanya di Negeri Paman Sam. Berita kelahirannya langsung disambut suka-cita dari berbagai pihak. Melalui jaringan telefon antarnegara yang memperpendek jarak antara mereka, ayah Laras langsung menghubungi Eyang di Jogja dan Aki di Cirebon, yang tak lain adalah kakek Laras di Indonesia. Cooper Green Hospital pun dibanjiri para mahasiswa Indonesia maupun mahasiswa asing.
    Laras terlahir dengan menderita penyakit jaundice, yaitu penyakit yang disebabkan belum berfungsinya hati untuk menghasilkan bilirubin dan menyerang bayi ketika baru lahir. Hal ini dikarenakan Laras lahir pada musim winter dimana matahari lebih sedikit menyinari wilayah kota itu. Atas saran dokter yang menanganinya, Laras dibaringkan di bawah sinar matahari selama 2 jam perhari. Alhamdulillah, setelah 1 minggu, fungsi hati Laras bekerja dengan baik.
     Ayahanda Laras saat itu sedang melanjutkan pendidikan S3-nya di University of Birmingham at Alabama. Beliau meraih beasiswa untuk menyelesaikan studinya tersebut. Sedangkan Ibunda Laras mendampingi ayahnya disana dan bekerja menjadi seorang kasir di restoran Slchotsky’s Dely. 5 tahun sudah mereka merantau disana, rencananya pada bulan September, Ayahanda Laras akan menerima gelar doktor di bidang statistika.
    Masa-masa bayi Laras di Amerika dilewati dengan sangat bahagia. Jika ayahnya sedang ada perkuliahan, maka Laras akan dibawa ke restoran tempat ibunya bekerja. Sedangkan jika ayahnya tidak sibuk, ia akan pergi bermain dengan ayahanda nya. Momen-momen bahagia itupun diabadikan dalam ratusan foto yang menampakkan kegembiraan keluarga kecil ini. Semua baju yang dikenakannya bermerk “Oshkosh B’gosh”, salah satu merk baju bayi terkenal disana. Ia juga memiliki banyak mainan yang sangat lucu, sebagian merupakan hadiah saat teman-teman kedua orang tua nya mengadakan “Baby Shower”, suatu pesta kecil yang sering dilakukan orang Amerika untuk menyambut kelahiran bayi. 
     Laras kecil terkenal dengan sebutan “Happy Baby” karena ia sangat suka tertawa dan jarang sekali menangis. Sangat disayang bukan berarti ia dimanja oleh kedua orangtuanya. Jika ia menangis saat sudah diberi makanan dan popoknya masih bersih, orang tuanya akan membiarkannya saja karena mereka berharap Laras akan tumbuh menjadi perempuan yang mandiri dan tidak manja, meskipun ia anak tunggal di keluarga ini.
    Hobi travelling orang tuanya, membawa Laras kecil menjelajah Amerika. Bahkan saat ia masih di dalam kandungan yang berusia 7 bulan, orang tua bersama beberapa teman mereka pergi ke salah satu air terjun terbesar di dunia yang membatasi Amerika Serikat dan Kanada, yaitu air terjun Niagara Falls. Mereka menempuh perjalanan selama 20 jam menggunakan mobil dan saat itu memang ibunda Laras ngotot dan nekat untuk ikut dalam perjalanan  tersebut. Mungkin karena hal itu, di kemudian hari nanti Laras tumbuh menjadi perempuan yang suka untuk mencoba hal-hal menegangkan. Saat Laras baru berumur 2 minggu pun, mereka kembali melakukan perjalanan ke Atlanta.
    Bulan September pun tiba, ayahanda Laras telah menyelesaikan pendidikan S3-nya. Itu berarti mereka harus pulang dan kembali mengabdi ke bumi ibu pertiwi. Setibanya di Indonesia, Laras kecil langsung menderita berbagai macam penyakit. Berat badannya langsung menyusut drastis. Nafsu makannya hilang dan permukaan kulitnya rusak. Mungkin ini dikarenakan perbedaan keadaan suhu dan udara antara Amerika dan Indonesia.